 |
| Gambar : Perihal Anak-anak. Ada Apa Dengan Kabanjahe? Lidinews.id |
Berapa bulan yang lalu, saya melihat hanya beberapa anak kecil berjualan kerupuk dengan harga Rp 10.000/3 bungkus.
Saya Berfikir 'mungkin disuruh oleh orang tua mereka'.
Hari ini anak kecil yang berjualan itu semakin banyak saya lihat. Mirisnya, beberapa dari mereka tidak memakai alas kaki.
Hari ini saya menemui salah satu dari mereka dan bercerita. Anak tersebut bernama Rizky. Dari hasil cerita dengan Rizky, ia mengaku bahwa mereka semua berasal dari Kota Medan.
Berapa bulan yang lalu, mereka dibawa oleh seorang bos yang mereka panggil dengan panggilan Ibu.
Mereka semua tinggal di Kota Berastagi, lalu berjualan ke kabanjahe. Kerupuk yang mereka bawa sejumlah 120 bungkus.
Ketika kerupuk itu habis terjual, mereka akan diberi upah Rp 20.000. Ketika mereka pulang dengan kerupuk tidak habis terjual, maka mereka akan dimarahi oleh Sang Ibu (Bos).
Maka dari itu, mereka tidak berani pulang ketika kerupuk itu tidak habis, karena takut dimarahi oleh Sang Ibu.
Bahkan Rizky mengaku, terkadang mereka harus berjualan sampai malam karena jualan belum habis terjual. Itu adalah pengakuan dari Rizky sendiri.
Apakah dengan upah Rp 20.000 itu, layak untuk anak kecil seperti mereka?
Apakah Tanah Karo Simalem memiliki Dinas Sosial? Jika ada, apa fungsinya?
Apakah tanah karo simalem ada dinas yang memiliki bagian khusus perlindungan anak atau perlindungan hak anak? Jika ada, apa fungsinya?
Jika dinas yang seharusnya terlibat dalam penanganan gelandangan dan hak anak berani membuat pernyataan di publik bahwa itu bukan urusan mereka, maka saya dan kawan-kawan Ruang Kosong Tanah Karo bersedia untuk terlibat dalam membantu dan mendampingi anak kecil tersebut.
Editor : Arjuna H T Munthe
Perihal Anak-anak. Ada Apa Dengan Kabanjahe?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar